JEPARA – Sekitar 50 sekolah tingkat SMP dan MTs di Kabupaten Jepara mengikuti lomba roket air yang digelar di Stadion Kamal Junaidi, Rabu dan Kamis, 7–8 Mei 2025. Setiap sekolah mengirim dua siswa beserta guru pembimbing atau pendamping.
Pada hari pertama, peserta diberi kesempatan melakukan uji coba peluncuran. Saat uji coba, roket sudah dirangkai sebelumnya. Namun, berbeda dengan saat lomba berlangsung, peserta harus merakit roket langsung di lokasi dengan waktu yang telah ditentukan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Jepara, Hasannudin Hermawan, melalui Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Elly Widyastuti, menjelaskan bahwa lomba ini bertujuan mengenalkan sains, teknologi, dan inovasi sejak dini. “Roket air merupakan bentuk sains sederhana yang mudah dimodifikasi dan dibuat anak-anak dengan bahan seperti botol bekas,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dalam perakitan roket, siswa diajarkan prinsip dasar ilmiah seperti sudut peluncuran, peletakan sayap, hingga pengukuran berat. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan bakat siswa dalam bidang teknologi dan inovasi. “Ketika anak sudah suka dengan sains ataupun ilmu pengetahuan teknologi segala macam itu tentu akan mendukung mereka dalam pendidikan. Termasuk mudah dalam menerima ilmu yang diajarkan oleh guru,” kata Elly.
Kegiatan ini rutin digelar setiap tahun, meski sempat terhenti selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Tahun ini, Bappeda Jepara tidak lagi mengadakan pelatihan khusus sebelumnya, untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa dan guru terhadap materi yang pernah diajarkan. “Kita lihat hari ini, anak-anak sudah membuat (rokert) dari rumah atau sekolahan, berarti apa yang kita sampaikan ke guru pembimbing itu diajarkan ke anak-anak,” imbuhnya.
Dijelaskan, penilaian lomba didasarkan pada ketepatan jatuhnya roket terhadap titik finis berbendera. Tim dengan hasil peluncuran paling mendekati titik tersebut akan keluar sebagai pemenang. “Kriteria penilaian dalam lomba ini, kedekatan luncuran dengan titik finis berbendera,” terangnya.
Selanjutnya, para juara akan diarahkan mengikuti lomba serupa tingkat provinsi yang diselenggarakan Taman Pintar. Mereka juga berkesempatan melaju ke ajang nasional bahkan internasional melalui jaringan Asosiasi Science Center Indonesia, di mana Jepara tercatat sebagai salah satu perintisnya. “Kita (pemerintah) selalu mendorong atau mengarahkan mereka ke jenjang lebih tinggi,” tuturnya.
Selain piala dan sertifikat, para pemenang juga menerima uang pembinaan. Pemerintah daerah berharap ajang ini dapat terus mendorong perkembangan pendidikan sains di kalangan pelajar. “Pemenang mulai juara satu sampai harapan tiga. Selain mendapatkan sertifikat, piala, juga ada uang pembinaan,” kata Elly. (DiskominfoJepara/AP)